Budidaya Ikan Bioflok Solusi keterbatasan Lahan Perikanan di Banjarnegara
Budidaya Ikan Bioflok Solusi keterbatasan Lahan Perikanan di Banjarnegara
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah akhir –akhir ini mulai mengembangkan sistem budidaya ikan dengan teknologi bioflok sebagai salah satu upaya penanggulangan kemiskinan dan keterbatasan lahan perikanan di Banjarnegara.
Sistem budidaya ikan menggunakan Bioflok memang masih sangat jarang dikembangkan untuk sektor perikanan khususnya di Banjarnegara.
Kebanyakan pelaku budidaya ikan masih menggunakan sistem kolam tanah dan juga kolam lebar untuk melakukan budidaya ikan.
“Program ini kami terapkan untuk kegiatan penanggulangan kemiskinan dan keterbatasan lahan perikanan di Banjarnegara, karena kami anggap sederhana, mudah, murah, dan hasilnya cukup menguntungkan,” kata Kepala Bidang Perikanan, Dinas Pertanian dan Perikanan Banjarnegara, Yosep Andi Urip Sugiarto di Banjarnegara, Jumat.
Dia menjelaskan, teknologi bioflok mengadopsi sistem “Zero Water Discharge”. “Di Banjarnegara istilah ini kami ganti dengan sistim `RGB` atau Ra Ganti Banyu atau tidak perlu penggantian air,” ucapnya.
Dengan demikian, kata dia, sistem yang diterapkan adalah budi daya secara intensif dengan padat tebar tinggi.
“Sistem itu juga dilakukan melalui optimalisasi pengelolaan air melalui menggunakan penambahan probiotik dan `blower` atau `aerator`, sehingga tidak perlu dilakukan penggantian air sampai dengan panen,” tuturnya.
Dia juga menambahkan, pada tahapan awal yang harus dilakukan pihak dinas perikanana Banjarnegara membantu enam rumah tangga miskin di Desa Danaraja dengan melakukan budidaya ikan Bioflok.
“Setiap rumah tangga miskin kita bantu dengan empat buah kolam bulat, pompa air, pakan ikan, benih ikan, aerator dan probiotik serta obat obatan,” imbuhnya.
Hasilnya, kata dia, mereka dapat menguasai cara budi daya ini dengan baik dan nantinya bisa mandiri dan mengembangkan budidaya ikan secara mandiri.
Dia mengatakan, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara optimistis sistem Bioflok yang terus dikembangkan akan efektif dalam mengurangi angka kemiskinan dan keterbatasan lahan perikanan di Banjarnegara.
“Sistem ini sangat sederhana namun manfaatnya besar,” katanya.
Perikanan dan pertanian memang menjadi salah satu sektor utama perputaran sebagian besar masyarakat di Banjarnegara.
Namun inovasi harus terus dilakukan mengatasi tantangan zaman yang terus berkembang. Jangan sampai hanya karena permasalahan lahan dan biaya yang kurang kreatifitas dan perputaran ekonomi dari sektor perikana dan pertanian mati begitu saja.