Kualitas Kakao Jembrana Baik Petani Sulbar Tertarik Belajar
Kualitas Kakao Jembrana Baik Petani Sulbar Tertarik Belajar
Petani kakao Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat tertarik untuk belajar ke Kabupaten Jembrana karena kualitas kakao Jembrana, khususnya biji kakao fermentasi terbaik di Indonesia.
Provinsi Sulawesi Barat yang menjadi salah satu daerah penghasil kakao terbesar di Indonesia. Namun sebanyak 30 petani Kakao Sulbar mengunjungi dua objek perkebunan kakao, yakni kebun kakao milik Made Sugandi, di Banjar Pasatan Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, dan kebun kakao milik I Ketut Agus Suardikayasa di Banjar Berawantangi, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya.
Samsul Bachri, sebagai ketua rombongan mengatakan pihaknya bersama puluhan petani kakao dari Polewali Mandar, sengaja belajar ke Jembrana karena mendapat informasi mengenai mutu kakao Jembrana, yang dinilai menjadi salah satu terbaik di Indonesia.
Rombongan petani kakao sulbar tersebut ingin belajar tentang pemasaran, budidaya, peningkatan mutu kakao, yang menurut informasi Jembrana adalah kabupaten yang tepat.
Polewali Mandar dan Mamuju adalah dua kabupaten di Sulbar yang merupakan penghasil kakao Nasional, dengan total luas lahan kakao sekitar 14.000 hektare. Namun dari sisi kualitas kakao yang dihasilkan, belum terlalu memuaskan. Dari segi kualitas memang masih berbeda di Sulbar harga Kakao kisaran Rp 29.000 per kilogram. Sedangkan di Jembrana Kakao yang diolah sampai fermentasi, harganya sampai Rp 50.000 per kilogram.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana Komang Ariada, mengatakan kesuksesan petani kakao di Jembrana ini tidak terlepas dari dukungan Bupati, Wakil Bupati, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, dan Yayasan Kalimajari. Mempertahankan mutu kakao yang terbaik karena pembeli dari Prancis sangat selektif saat memilih Kakao dengan mencari sample sampai 16 titik.
Kakao Jembrana sudah mendapatkan sertifikat UTZ, Kakao memiliki kandungan lemak kakao terbaik dan memiliki profil aromatik. Hal tersebut dikarenakan dukungan dari tekstur tanah dan perawatan yang sangat baik.
Salah satu anggota rombongan, Haji Satar, petani kakao dari Desa/Kecamatan Tapango, Polewali Mandar, mengaku bersyukur dibukakan pintu belajar ke Jembrana. Dari kunjungannya, dia banyak mendapat tambahan pengetahuan mengenai budidaya kakao.