Bisnis Fintech dan Agritech Masih Menarik di Tengah Selektivitas Modal Ventura
Bisnis Fintech dan Agritech Masih Menarik di Tengah Selektivitas Modal Ventura
Pendanaan modal ventura di Indonesia terus bergerak dengan hati-hati, menyusul dampak dari fenomena tech winter yang melanda sejak 2023. Selain itu, tingginya suku bunga turut mendorong perusahaan modal ventura untuk semakin selektif dalam memilih sektor yang layak mendapatkan pendanaan, khususnya sektor bisnis fintech dan agritech.
Ketua Umum Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo), Eddi Danusaputro menyebutkan bahwa meskipun kondisi saat ini menantang, sektor-sektor tertentu seperti bisnis fintech dan agritech masih menjadi daya tarik bagi para investor.
“Sektor yang memiliki masalah besar, seperti fintech dan agritech, akan selalu menarik bagi investor. Namun, kemampuan masing-masing startup untuk mencapai jalur profitabilitas tetap menjadi faktor penentu,” ungkap Eddi dalam sebuah wawancara, Kamis (5/9).
Hingga kuartal pertama 2024, total pendanaan yang diterima startup dari modal ventura mencapai USD310 juta melalui 34 transaksi. Dari jumlah tersebut, sektor fintech mendominasi dengan 10 transaksi, disusul agritech dan climate tech yang masing-masing mencatatkan empat transaksi.
Sektor-sektor lain seperti edtech, legaltech, dan Software as a Service (SaaS) juga berhasil memperoleh pendanaan meskipun dalam jumlah yang lebih kecil. Pada tahun sebelumnya, fintech menjadi salah satu sektor dengan pendanaan terbesar, memperoleh USD583 juta dari 14 transaksi.
Namun, Eddi menekankan bahwa para investor modal ventura menggunakan metode yang ketat dalam menentukan potensi pasar, seperti Total Addressable Market (TAM), Serviceable Addressable Market (SAM), dan Serviceable Obtainable Market (SOM), sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Eddi berharap tren positif dalam pendanaan modal ventura, khususnya sektor bisnis fintech dan agritech dapat berlanjut hingga akhir tahun, meskipun pada semester pertama 2024 terjadi kontraksi.
“Ada peluang bagi peningkatan jumlah transaksi atau jumlah dana yang diinvestasikan, atau bahkan keduanya,” tutup Eddi.
Demikian informasi seputar sektor bisnis fintech dan agritech. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Samarpratik.Com.