BNI dan Mandiri 20% Kredit ke UMKM Tercapai September Lalu

Samarpratik > Berita Terbaru > BNI dan Mandiri 20% Kredit ke UMKM Tercapai September Lalu

BNI dan Mandiri 20% Kredit ke UMKM Tercapai September Lalu

Dilansir dari Berita Kontan.co.id, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) terus membantu penyaluran kredit ke sektor usaha UMKM lewat kredit segmen kecil dan menegah.

Hingga bulan September 2018, kredit segmen kecil tumbuh 17,1% year on year (yoy) menjadi Rp 62,93 triliun. Sedangkan kredit segmen menengah tumbuh 6,6% yoy menjadi Rp 72,13 triliun.

Sekretaris perusahaan BNI Kiryanto mengatakan, hingga akhir tahun BNI akan mempertahankan pertumbuhan bisnis kredit UMKM ini. Tujuannya agar dapat mencapai target pertumbuhan kredit secara keseluruhan sebesar 13% sampai 15% di penghujung 2018.

“Aturan BI wajib salurkan 20% ke UMKM di BNI sudah tercapai, sebab di BNI itu kredit korporasinya hampir 65% dari total kredit. Memang BNI dirancang untuk menyalurkan kredit korporasi” ujar Kiryanto, Jumat (19/10).

Hingga kuartal III-2018, BNI menyalurkan kredit sebesar Rp 487,04 triliun atau tumbuh 15,6% yoy.

Sementara itu, Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank PT Bank Mandiri Tbk Hery Gunardi menyatakan hingga tahun depan Mandiri akan fokus pada kredit mikro, konsumer, dan bisnis korporasi besar.

“Kredit small medium enterprise (SME) turun 6,8% yoy. Artinya ekspansinya dijaga karena lagi berbenah supaya kualitas kredit membaik. Mudah-mudahan tahun depan SMEnya sudah mulai ketemu,” ujar Hery.

Pada kuartal III-2018, Bank Mandiri menyalurkan kredit ke segmen SME atau UKM sebesar Rp 55 triliun. Lebih rendah dari posisi yang sama tahun lalu Rp 59 triliun. Meski demkian Hery menyebut pertumbuhan kredit mikro masih positif mencapai Rp 97,52 triliun. Nilai ini tumbuh 27,1% yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 76,7 triliun.

Terkait aturan Bank Indonesia yang mewajibkan bank memenuhi porsi kredit UMKM dengan porsi sebesar 20% hingga akhir 2018, Hery bilang target ini sudah tercapai.

“Bila kredit SME dijumlahkan dengan mikro dan ritel Rp 200 triliun sedangkan kredit Bank Mandiri Rp 781,1 triliun. Harusnya sudah lewat,” jelas Hery.