Profil Tjandra Irawan Sang Penulis Buku Membangun Korporasi Petani

Samarpratik > Profil > Profil Tjandra Irawan Sang Penulis Buku Membangun Korporasi Petani

Profil Tjandra Irawan Sang Penulis Buku Membangun Korporasi Petani

Buku karya Tjandra Irawan ‘Membangun Korporasi Petani’ dianggap merupakan suatu gagasan bagus bagi dunia pertanian dan perikanan di Indonesia. Hal tersebut dijadikan sebagai program pemerintah yang bisa mensejahterakan para petani kita Lantas, sudahkah kalian mengetahui seperti apa profil Tjandra Irawan?

Nama Tjandra Irawan sendiri memang sudah lumayan terkenal di dunia per-koperasian dan pendidikan karena bukunya “Uang sebagai Sarana Pendidikan” dan “Membangun Korporasi Petani”, ditambah lagi mengingat dirinya sudah berkecimpung di dunia koperasi sejak tahun 2000an silam.

Karena ketekunannya, akhirnya Tjandra Irawan  melahirkan suatu ide berilian yang diimplementasikan menjadi buku dengan judul yang sudah disebutkan di atas.

Profil Tjandra Irawan

Sosok Tjandra Irawan merupakan seorang yang aktif di dunia pendidikan sampai dengan koperasi. Dirinya memiliki latar belakang pendidikan yang amat beragam.

Mulai dari direktur bank umum, direktur holding bpr, direktur keuangan perusahaan tambang, konsultan program early recovery di IFRC (International Federation of Red Cross and Red Crescent), trainer tata-kelola koperasi, manajemen keuangan, manajemen pemasaran, pengembang pelatihan Perkoperasian Kontemporer, dosen kalkulus dan logika matematika, hingga penulis buku “Uang sebagai Sarana Pendidikan” dan “Membangun Korporasi Petani”.


Tjandra Irawan merupakan alumni Program MBA Marketing, Sekolah Bisnis Prasetiya Mulya (sekarang: Universitas Prasetiya Mulya) 1988-1990, dan Alumni Program S1 Matematika, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 1983-1988.

Semangat belajarnya, mendorong dia mengambil Sertifikasi Microfinance – CEMF di Frankfurt School of Finance & Management, 2011 – 2012.

Agustus 2016, Tjandra Irawan bergabung dengan tim Business Advisors Agriterra Indonesia. Beliau bertekun penuh bagi Agriterra sebagai konsultan independen selama dua tahun terakhir dan menjadi peserta Pelatihan Manajemen Keuangan

Mengenal Buku ‘Membangun Korporasi Petani’ Karya Tjandra Irawan

Istilah “korporasi petani” muncul buat re-branding koperasi dengan menggunakan sistem tata kelola ala korporasi yang transparan, terintegrasi, serta berorientasi kepada pencapaian benefit yang maksimal. Di lain pihak, nilai luhur koperasi tidak ditanggalkan dalam operasional korporasi petani.

Buku ini menarangkan secara gamblang tentang sejarah koperasi, problem yang dialami, khususnya di dunia pertanian, keterlibatan pemerintah, contoh koperasi yang berhasil di negeri lain, serta pentingnya pembuatan suatu organisasi petani yang kuat, dikelola dengan baik, serta profitable guna menghadapi persaingan.

Buku ini menjelaskan Koperasi Pertanian sebagai perusahaan yang dimiliki oleh para petani yang usahanya merupakan perpanjangan usaha budidaya para petani anggotanya, baik ke belakang (backward integration) maupun ke depan (forward integration). Apa yang harus dipertimbangkan, apa saja tantangannya, bagaimana agar koperasinya dapat menjawab tantangan permintaan pasar atas produk pertanian yang tertelusur dan berkelanjutan? Selamat membaca.

Buku “Membangun Korporasi Petani” diterbitkan oleh Prasetya Mulya Publishing yang juga menjadi tempat Tjandra Irawan menekuni pendidikan tentang bisnis. Buku ini diluncurkan tahun lalu, yakni pada 21 Februari 2023. Buku berbahasa Indonesia ini memiliki 112 halaman yang menarik disimak tiap bab maupun halamannya.

Berikut ini isi bab yang dibahas dalam buku “Membangun Korporasi Petani” karya Tjandra Irrawan:

Bab 1. Imajinasi Tentang Korporasi Petani

-Fonterra Cooperative Group (FCG), Selandia Baru

-FrieslandCampina, Belanda

-SunRice, Australia

-Royal Cosun, Belanda

Bab 2. Mulai Dengan Gagasan Besar Yang Realistis Dan Bermanfaat Bagi Orang Banyak

Bab 3. Rencana Usaha

Bab 4. Tawarkan Rencana Usaha Pada Para Petani Di Daerah Yang Menjadi Sasaran

-Petani Pengusaha

-Program Konsolidasi Lahan

-Transformasi Struktural Wilayah Perdesaan

-Formalisasi Usaha Pertanian

-Masa Panen: Penyerahan Hasil Produk Pertanian ke Pabrik

-Terbatas

Bab 5. Pendanaan

Dua Jenis Pinjaman: Pinjaman Ekuitas bagi para Petani dan Pinjaman Investasi bagi Perusahaan

Bab 6. Belajar Dari Negara Lain Dalam Mengembangkan Sektor Dan Industri Pertanian

-Korea Selatan

-Ethiopia

Bab 7. Studi Kasus: Koperasi Produsen Citra Kina Raya, Demak

Bab 8. Penutup

Apa Itu Korporasi Pertanian?

Korporasi pertanian merupakan konsep yang relatif baru dalam dunia pertanian, di mana prinsip-prinsip bisnis dan manajerial diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam sektor pertanian.

Secara umum, korporasi pertanian adalah entitas bisnis yang fokus pada produksi, pengolahan, dan pemasaran produk pertanian dalam skala besar. Model ini menggabungkan elemen-elemen dari dunia bisnis dengan praktik pertanian untuk menciptakan sistem yang lebih terorganisir dan profesional.

Definisi dan Konsep Dasar

Korporasi pertanian adalah sebuah perusahaan atau organisasi yang memiliki struktur korporat dan beroperasi di sektor pertanian. Berbeda dengan pertanian tradisional yang biasanya dikelola oleh individu atau keluarga kecil, korporasi pertanian beroperasi dalam skala yang lebih besar dan seringkali melibatkan berbagai jenis kegiatan bisnis yang terintegrasi.

Korporasi ini dapat melibatkan berbagai aspek dari industri pertanian, termasuk:

  • Produksi Tanaman: Penanaman berbagai jenis tanaman dalam jumlah besar, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor.
  • Peternakan: Pengelolaan ternak seperti sapi, kambing, dan unggas dengan tujuan untuk memproduksi daging, susu, dan produk hewani lainnya.
  • Pengolahan: Pengolahan produk pertanian menjadi barang siap konsumsi, seperti pengolahan biji-bijian menjadi tepung atau buah menjadi jus.
  • Pemasaran: Penjualan produk pertanian ke pasar lokal maupun internasional, seringkali melalui jaringan distribusi yang luas.

Keuntungan Korporasi Pertanian

  1. Skala Ekonomi: Dengan beroperasi dalam skala besar, korporasi pertanian dapat mengurangi biaya produksi per unit, sehingga dapat menawarkan harga yang lebih kompetitif di pasar.
  2. Efisiensi Manajerial: Struktur korporat memungkinkan penggunaan metode manajerial yang lebih efisien, termasuk penerapan teknologi canggih untuk meningkatkan produktivitas dan mengelola risiko.
  3. Inovasi Teknologi: Korporasi pertanian seringkali memiliki akses yang lebih baik ke teknologi terbaru dalam pertanian, seperti sistem irigasi otomatis, teknologi pemantauan tanaman, dan metode pemupukan yang canggih.
  4. Diversifikasi Produk: Dengan kapasitas produksi yang besar, korporasi dapat mendiversifikasi produk yang ditawarkan, mengurangi ketergantungan pada satu jenis produk dan memperluas pasar.
  5. Akses ke Pasar Internasional: Korporasi pertanian sering kali memiliki jaringan distribusi yang kuat, memungkinkan mereka untuk menjangkau pasar internasional dan mengeksplorasi peluang ekspor.

Tantangan dalam Korporasi Pertanian

  1. Investasi Awal: Mendirikan dan mengoperasikan korporasi pertanian memerlukan investasi awal yang besar, baik dalam hal pembelian tanah, peralatan, maupun teknologi.
  2. Regulasi dan Kebijakan: Korporasi pertanian harus mematuhi berbagai regulasi pemerintah terkait lingkungan, keamanan pangan, dan hak tenaga kerja, yang bisa menjadi tantangan tambahan.
  3. Pengelolaan Sumber Daya: Pengelolaan sumber daya alam, seperti tanah dan air, harus dilakukan dengan bijaksana untuk menghindari dampak negatif terhadap lingkungan.
  4. Kompetisi Pasar: Persaingan di pasar global bisa sangat ketat, dan korporasi harus terus berinovasi dan beradaptasi untuk tetap kompetitif.

Contoh Korporasi Pertanian

Beberapa contoh korporasi pertanian yang sukses di berbagai belahan dunia termasuk:

  • Cargill: Salah satu perusahaan agribisnis terbesar di dunia yang terlibat dalam berbagai kegiatan, mulai dari produksi biji-bijian hingga pengolahan daging.
  • ADM (Archer Daniels Midland): Perusahaan global yang bergerak di bidang pengolahan produk pertanian, termasuk biji-bijian dan minyak nabati.
  • Syngenta: Perusahaan yang fokus pada penelitian dan pengembangan produk pertanian, seperti benih dan pestisida.

Korporasi pertanian memainkan peran penting dalam sistem pertanian modern, menggabungkan praktik bisnis yang efisien dengan produksi pertanian dalam skala besar. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, korporasi pertanian menawarkan keuntungan signifikan dalam hal efisiensi, inovasi, dan akses ke pasar global.

Dengan penerapan teknologi terbaru dan manajemen yang efektif, korporasi pertanian dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan dunia yang terus berkembang sambil menghadapi tantangan lingkungan dan regulasi yang semakin kompleks.

Ciri-Ciri Korporasi Pertanian

Dalam Peraturan Kementerian Pertanian (Permentan) No 18 tahun 2018, disebutkan bahwa korporasi Petani adalah “Kelembagaan Ekonomi Petani berbadan hukum berbentuk koperasi atau badan hukum lain dengan sebagian besar kepemilikan modal dimiliki oleh petani”.

Korporasi pertanian atau corporate farming memiliki tujuan mewujudkan suatu usaha pertanian yang mandiri, berdaya saing, serta berjalan berkesinambungan atau berkelanjutan melalui pengelolaan lahan secara korporasi. Langkah ini diwujudkan melalui pemanfaatan peluang sumberdaya dan kelembagaan masyarakat secara optimal.

Beberapa pihak yang ikut dilibatkan dalam korporasi pertanian di antaranya ada petani, pemerintah, swasta dan mahasiswa. Petani akan bertindak sebagai anggota sekaligus pengelola yang harus aktif dalam mengelola perencanaan on-farm dan off-farm.

Berikut ini beberapa ciri pokok korporasi pertanian dikutip dari “Collective Farming sebagai Alternatif Strategi Pemberdayaan Petani” (2008) menurut Iwan Setiawan:

  1. Terdiri dari sekelompok petani sehamparan yang mempercayai pengelolaan lahannya kepada suatu lembaga agribisnis dengan perjanjian tertentu, dimana petani bertindak sebagai pemegang saham sesuai dengan luas lahan kepemilikannya.
  2. Corporate farming dibentuk melalui musyawarah antar para anggotanya dengan memperhatikan sosial dan budaya setempat.
  3. Corporate farming dipimpin oleh manajer professional yang dipilih oleh petani serta dikelola secara transparan dan demokratis sesuai dengan kaidah bisnis komersial.
  4. Corporate farming mensyaratkan skala usaha optimal, sesuai dengan kondisi dan kapasitas sumberdaya setempat, potensi dan kapasitas pengembangan agroindustri dan pemasaran, dan ketersediaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi, serta kemampuan teknis pengelolaan dalam satu manajemen.
  5. Cakupan kegiatan corporate farming tetap bertumpu pada komoditas unggulan di wilayahnya, dan memperhatikan peluang pengembangan dan diversifikasi, baik secara vertikal maupun horizontal.

Jadi itulah sosok Tjandra Irawan yang berkecimpung di dunia koperasi, semoga bisa menginspirasi kita semua. Kami juga membahas artikel terkait dengan Tjandra Limanjaya. Selain terkait profil Tjandra Irawan, Kami juga membahas artikel terkait dengan Tjandra Limanjaya. Simak terus berita dari kami.