PLTA Kayan Berkapasitas 9.000 Megawatt Akan Dibangun di Kalimanta Utara

Samarpratik > Berita Terbaru > PLTA Kayan Berkapasitas 9.000 Megawatt Akan Dibangun di Kalimanta Utara

PLTA Kayan Berkapasitas 9.000 Megawatt Akan Dibangun di Kalimanta Utara

Pembangunan PLTA Kayan menghabiskan dana yang sangat besar dengan kisaran 2,3-2,7 juta dolar Amerika Serikat per megawattnya.

Pada pertengahan Agustus Silam, Pemerintah melalui Kantor Staf Kepresidenan telah memfasilitasi penandatanganan perjanjian kerjasama atau head of agreement, antara PT Kayan Hidro Energi dengan PT Adhi Karya dan Pelabuhan Indonesia IV untuk membangun PLTA di Sungai Kayan, Kalimatan Utara (Kaltara).

PLTA tersebut digadang-gadang bakal menjadi sumber energi baru terbarukan (EBT) terbesar di Indonesia yang berbasis hidro power dengan kapasitas 9.000 megawatt (MW).

Kapasitas itu jauh lebih besar ketimbang daya yang dihasilkan oleh PLTA terbesar di Indonesia saat ini yakni PLTA Cirata dengan produksi setrum sebesar 1.008 MW.

PLTA Kayan mulai dibangun akhir tahun ini

Direktur Operasional PT Kayan Hidro Energi Khaerony mengatakan, pihaknya telah melakukan kajian dari segi teknis dan lingkungan terkait dengan pembangunan PLTA di Sungai Kayan sejak tahun 2009. Oleh karenanya, PT KHE optimis dapat memulai konstruksi pada akhir tahun 2019.

Gambar PLTA Kayan 1 (Radar Kaltara)

“Akhir tahun ini sudah pengerjaan, tapi memang sempat mundur,” terang Khaerony di Jakarta pada Rabu (21/8/2019). Seperti dikutip dari Tirto.id.

Untuk teknis pembangunannya akan terbagi dalam lima tahap. Bendungan pertama akan dibangun dengan kapasitas 900 MW. Dilanjutkan konstruksi bendungan tahap dua dengan target daya sebesar 1.200 MW.

Adapun bendungan ketiga dan keempat diproyeksikan dapat menghasilkan daya masing-masing sebesar 1.800 MW. Dan bendungan kelima akan dibangun dengan target daya paling besar hingga 3.200 MW.

Dengan kapasitas sebesar itu, maka listrik yang dihasilkan oleh PLTA Kayan akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.

PT KHE berharap, pembangunan PLTA Kayan tahap pertama dapat diselesaikan dalam waktu 5 tahun.

“Kayan 1 tahun ini dibangun butuh 5 tahun. Udah ada listrik 900 MW di 2024. Tahap 2 dibangun setelah kayan 1 berjalan,” kata Khaerony

Dia mengungkapkan, kedepan, listrik yang diproduksi oleh PLTA kayan akan digunakan untuk melistriki Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) yang juga akan dibangun di Kaltara.

Kendati demikian, PT KHE memastikan bahwa 30 persen dari total listrik yang diproduksi akan digunakan sebagai ketahanan energi di Kalimantan.

Dari segi investasi, pembanguna PLTA Kayan diperkirakan akan menghabiskan dana sekitar 2,3 sampai 2,7 juta dolar Amerika Serikat (AS) per megawattnya. Mahalnya biaya investasi dikarenakan tidak adanya insfratruktur pendukung sehingga investor perlu membangunnya terlebih dahulu.

“Investasinya 2,3-2,7 juta dolar AS per MW-nya,” ujar Khaerony.